Menu

Please help us To Donate.. thx..


Goal amount for the next month: 150 USD, Received: 26 USD (18%)
Make InDoNizer.co.cc more strong by donating us. Even 1 $ can make a big difference in making InDoNizer.co.cc better and bigger.


http://InDoNizer.Co.Cc InDoNizer Update Setiap hari Informasi dari InDoNizer & Untuk InDoNesia

link

Daftar isi

Please wait 3.0 seconds

Kritikan untuk Acara Indonesia Mencari Bakat

16 Oktober 2010

indonesia mencari bakatSebagai penonton setia Indonesia Mencari Bakat di Trans TV, saya merasa perlu memberikan sedikit kritikan untuk acara unjuk kebolehan talenta ini. Entah mengapa, saya merasa acara ini terkesan dipanjang-panjangkan. Baik itu durasinya, maupun jumlah episode.

Kritikan lain saya terhadap acara ini yaitu :

  1. Sistem penjurian yang mendadak berubah ketika masuk ke babak final.

    Awalnya satu peserta tersisih setiap minggu. Namun ketika masuk babak final, malah diubah menjadi per dua minggu baru ada yang tersisih. Menurut saya waktu segitu terlalu lama dan mengurangi greget kompetisi yang sudah terbangun dengan baik pada babak sebelumnya.

    Performa para peserta jadi terkesan menurun akibat terlalu lamanya kompetisi. Sebagai penonton pun, saya mulai jenuh dan merasa para peserta sudah mentok dalam menampilkan kreativitasnya.

    Ada apa di balik berubahnya sistem gugur tersebut? Sepertinya pihak pengelola acara dan stasiun Trans TV terkesan ingin memanfaatkan naiknya ratting acara ini dan khawatir jika kompetisinya cepat selesai. Mumpung lagi banyak digemari, jadi dengan segenap upaya, mereka ingin masa tayang acara ini bisa selama mungkin. Ujung-ujungnya ya duit! (dari hasil penayangan iklan dan juga polling SMS premium).

    Begitulah bisnis dunia hiburan, khususnya televisi. Ratting masih menjadi berhala.


    Sayangnya, konsep penjurian Indonesia Mencari Bakat terkesan kurang matang. Maunya terkesan berbeda dari acara sejenis, tapi sayangnya, masih kurang efektif menurut saya.
  2. Jumlah tim juri yang empat orang terkesan terlalu ramai.

    Hemat saya, tiga orang juri saja sudah cukup. Memang, acara sejenis seperti Indonesian Idol juga punya empat orang juri (komentator). Tapi bedanya, di Idol komentar setiap jurinya terasa lebih efisien daripada di IMB.

    Sedangkan di IMB, durasi komentar setiap juri terlalu panjang. Lama-lama saya jadi bosan mendengar komentar yang terlalu lama durasinya. Padahal isi komentarnya agak bertele-tele. Masih mending kalau padat berisi dan efektif. Faktanya, para juri terkesan terlalu banyak berbicara yang kurang efektif dan efisien. Lebih baik dibatasi maksimal 1,5 menit saja durasi komentar per jurinya.

Kejutan di episode Sabtu 18 September 2010.



putri ayuTak disangka, Putri Ayu ternyata mampu keluar dari karakternya selama ini yang identik dengan penyanyi seriosa. Pada episode 18-09-2010 kemarin ia mampu menyanyikan lagu bernuansa Melayu dengan sangat baik. Yang saya salut dan surprise, artikulasi Putri Ayu saat melafalkan lirik lagu ternyata sudah banyak mengalami kemajuan. Sudah jauh lebih jelas.

Menurut saya dia sangat bagus dan sebaiknya memilih jalur musik pop saja ketimbang seriosa. Pasalnya, cara bernyanyi Putri Ayu pada lagu non seriosa di episode 18 September 2010 kemarin ternyata jauh berbeda dengan kebiasaannya ketika membawakan lagu seriosa.

Jujur, saya lebih suka dengan cara bernyanyi seperti itu. Artikulasinya sangat jelas dan teknik vibrasinya juga tidak berlebihan. Juga tidak terkesan tua seperti ketika ia bernyanyi lagu seriosa.


Wah, mau mengkritik acara ini malah jadi memuji Putri Ayu di akhir tulisan :)

Namun saya tegaskan kembali, konsep acara Indonesia Mencari Bakat sebaiknya tidak melupakan unsur efektivitas dan efisiensi. Masalah durasi acara dan kesan bertele-tele harus segera dikurangi jika ingin acara ini tetap digemari. Termasuk pada saat pengumuman dua atau tiga peserta dengan polling terendah. Sebaiknya tidak terlalu banyak basa-basi pada pembawa acara (Omesh).

Belajarlah pada konsep Indonesian Idol ketika masuk sesi pengumuman siapa yang memperoleh SMS terendah dan siapa yang tersisih. Konsep pada Idol terkesan lebih variatif dan tidak monoton seperti IMB. Saya lihat IMB hanya mengulang-ulang konsep yang sama ketika masuk sesi pengumunan di akhir acara.

So, bagi para pembaca, silakan tulis kritikan Anda tentang acara ini pada kolom komentar.
 
InDoNizer for InDoNesia News | by TNB ©2010