Menu

Please help us To Donate.. thx..


Goal amount for the next month: 150 USD, Received: 26 USD (18%)
Make InDoNizer.co.cc more strong by donating us. Even 1 $ can make a big difference in making InDoNizer.co.cc better and bigger.


http://InDoNizer.Co.Cc InDoNizer Update Setiap hari Informasi dari InDoNizer & Untuk InDoNesia

link

Daftar isi

Please wait 3.0 seconds

Merapi Meletus di Jogjakarta (kali urang) NEWS!!!

26 Oktober 2010

Ratusan anak-anak dan warga lanjut usia di empat dusun di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, mulai dievakuasi ke tempat pengungsian menyusul meningkatnya status Gunung Merapi dari "siaga" menjadi "awas" pada Senin pagi.

Camat Srumbung Agus Purgunanto di Magelang, mengatakan untuk sementara baru warga di empat dusun di Desa Kaliurang yakni Cempagan, Kaliurang Selatan, Kaliurang Utara, dan Sumberejo, sedangkan warga Dusun Jrakah belum perlu dievakuasi.

Mereka diungsikan ke tempat pengungsian akhir (TPA) Tanjung, Muntilan setelah berkumpul di Balai Desa Kaliurang.

Selain itu, di Desa Kemiren ada warga dua dusun yang diungsikan, yakni Dusun Kemiren dan Jamburejo ke TPA Jeruk Agung.

Kepala Desa Kaliurang, Keptiyah mengatakan, lansia, anak-anak, dan ibu hamil mendapat penanganan utama untuk diungsikan.

Menurut dia, dari jumlah penduduk Kaliurang sebanyak 2.464 jiwa di antaranya 281 lansia, 65 bayi, 146 balita, empat jompo, dan ibu hamil 17 orang.
Mereka diungsikan dengan mengendarai sejumlah armada yang telah disiapkan Pemkab Magelang maupun kendaraan warga.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Temanggung, Ismu Kuswandari, mengatakan untuk evakuasi warga Desa Kaliurang dan Kemiren dioperasikan sekitar 60 armada.

Para siswa SD Kaliurang II dari sekolah langsung dibawa ke titik kumpul di Balai Desa Kaliurang, mereka tidak sempat pulang ke rumahnya.

Di balai desa tersebut, sebagian anak terlihat menangis karena orang tua mereka belum sampai di titik kumpul, kebanyakan mereka masih bekerja di ladang.

Merapi, gunung teraktif di dunia, kini siap meletus. Tiap kali 'marah' Merapi selalu mengeluarkan awan panas mematikan.

Oleh penduduk lokal, awan itu disebut 'wedus gembel' atau 'domba gimbal'. Dari jauh, awan pekat ini memang memesona, tapi ketika berdekatan, ia bisa jadi malapetaka.

Contoh kedahsyatan wedus gembel, pada November 1994, terjangannya menewaskan puluhan warga Turgo, Slema, hanya dalam hitungan detik.

Awan bernama ilmiah pyroclastic density flow juga membuat rumah-rumah rata dengan tanah menjadi abu dalam sekejap.
Pada 1930-1931, Merapi meletus dengan tipe Plinian, menghasilkan aliran lava, piroklastika, dan lahar hujan. Juga wedus gembel. Korbannya mencapai 1.369 orang, jumlah yang sangat banyak untuk ukuran saat itu.
Apa sebenarnya wedus gembel?

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio menyatakan, 'wedus gembel tak lain adalah awan panas yang berisi material-material muntahan Gunung Merapi saat meletus.

Batu-batu dengan ukuran besar, kerikil dan juga abu yang menjadi satu dengas gas, bergerak ke perbukitan yang ada di sisi Gunung Merapi.

"Karena gerakan dari muntahan Merapi tersebut tak teratur seakan akan bergumpal gumpal dan berwarna putih dan dari jarak jauh seperti bulu wedus gembel [domba gembel] maka warga setempat menamakannya 'wedus gembel'," katanya.

Suhu wedus gembel di kawah Merapi bisa mencapai 1.000 derajat Celcius. Ketika bergerak ke lereng Merapi sejauh empat kilometer, suhunya berkurang menjadi 500 derajat. Apapun yang diterjangnya akan hancur dan mati.

"Jika wedus gembel itu melewati kawasan hutan maka hutan tersebut akan terbakar. Begitu pula jika melewati kawasan penduduk maka akan membakar dan merusak yang dilewatinya," jelas Subandrio.

Lalu bagaimana jika wedus gembel itu menerjang atau mengenai manusia?
Subandrio menyatakan, dengan suhu yang masih di atas 500 derajat Celcius maka jelas akan membakar sekujur tubuh korban.

"Untuk mengantisipasi hal itu maka penduduk dan hewan peliharaan yang ada di daerah berbahaya harus diungsikan manakala Gunung Merapi meletus," terangnya.
Subandrio menegaskan bahwa wedus gembel atau awan panas tak hanya terjadi di Merapi, melainkan pada semua gunung berapi jika sedang meletus.

"Ketika gunung berapi meletus pasti mengeluarkan awan panas atau wedus gembel. Gunung Merapi jika nantinya meletus juga dipastikan akan mengeluarkan wedus gembel," tegasnya

Sementara, Kabid Penanggulangan Bencana Badan Kesbanglinmas Sleman, Taufiq Wahyudi mengatakan, Pemkab Sleman pada tahun 2006 yang lalu telah menyiapkan tiga bungker yang berada di Kaliurang, Kali Adem dan Tunggul Arum.

"Bungker di Kali Adem bukan untuk perlindungan dari awan panas namun didesain untuk perlindungan dari material gunung Merapi jika meletus. Sedangkan bungker yang ada di Kaliurang dan Tunggul Arum untuk perlindungan dari wedus gembel," terangnya

Untuk bunker yang berada di kawasan Kali Adem sudah tidak lagi digunakan dan hanya untuk tempat rekreasi dan tempat pembelajaran.

“Pada bungker yang ada di Kali Adem inilah pada tahun 2006 yang ada dua relawan tewas saat bungker tempat mereka berlindung tertutup oleh metarial letusan gunung merapi,”paparnya

Toufiq menambahkan pada setiap bungker yang didisain untuk perlindungan dari awan panas dilengkapi dengan tabung oksigen sebanyak 10 tabung dan setiap bungker mampu menampung 20 hingga 30 orang.

"Bungker tersebut dibuat bukan untuk berlindung dalam kurun waktu yang lama, karena untuk awan panas kejadian melintasnya dalam waktu yang cukup singkat sehingga tidak perlu ada logistik seperti di pengungsian,"
 
InDoNizer for InDoNesia News | by TNB ©2010